Saturday, November 3, 2012

Kisah di Balik Segelas Lemon Tea Ice

Lemon tea. It was one of my favorite drink. Rasa teh yang diseduh dengan air bercampur gula, disertai rasa asam dari perasan lemon memberikan sensasi tersendiri di dalam mulutku. Itu adalah salah satu minuman yang membuat hatiku bergejolak tak karuan dan itu... karenamu.

16122011
Hal tersebut berawal ketika aku dan kamu menikmati malam yang cerah di tengah hiruk pikuk kota Semarang. Sehabis berjalan-jalan di salah satu mall dan akhirnya kita menikmati hembusan angin di suatu tempat tongkrongan paling gaul di Semarang. Berpikir dan terus berpikir, akan menuju kemana kah kita selanjutnya? Dan akhirnya aku memutuskan untuk menuju ke suatu rumah makan yang cukup ramai di malam itu bersamamu. Kita berdua duduk saling berhadapan dan memesan makanan masing-masing. Aku dengan sepiring nasi goreng ayam dan segelas es lemon tea dan kamu dengan sepiring ayam bumbu pedas dan segelas es teh. Setelah pesanan datang, ternyata es lemon tea yang sebenarnya menggunakan 'es' tidak ada satu biji 'es' pun di dalamnya. Yang tersedia hanya segelas lemon tea panas. Aku pun menerimanya dengan rasa menyesal dan pasrah, tetapi kamu begitu panik mendapati pesananku salah. Dengan segera, kamu mengambil hampir seluruh es batu yang ada di dalam gelasmu dan memasukkannya ke dalam gelasku. Aku pun tertegun mendapati hal tersebut. Lalu, aku sisakan beberapa es batu itu di dalam gelasmu. Kamu terus menjaga gelasku supaya segera dingin dan hal itu kamu lakukan agar aku tidak menyesal. Aku pun memandangimu dengan senyuman dan berbisik 'terimakasih' di dalam hati.


Friday, October 12, 2012

Welcome.

Hai bagi kalian semua yang sudah lama menguntit ataupun dalam istilah ilmiahnya 'stalking' blogku ini. Maaf, udah lama aku tidak posting sesuatu disini karena berbagai alasan. Mungkin udah hampir sekitar setahun, aku tidak mengutak-atik akun ini. Terlalu banyak basa-basi banget deh gue, preet...

So, lanjut ke topik selanjutnya. Sekarang, aku udah menduduki kursi perguruan tinggi setelah selama 3 tahun aku berkutat dengan yang namanya tata tertib yang mengharuskan memakai sepatu hitam polos dihari Senin, memakai seragam dan atribut lengkap setiap hari, dan lain sebagainya. Bertemu dengan guru yang membuat jantung selalu berhenti tiba-tiba ketika beliau berkata "Siapkan kertas selembar dan pena diatas meja, kita ulangan!". Waktu serasa berhenti sejenak dan berjalan kembali dengan begitu sangat lambat. 

Yah, meskipun dunia sekolah, termasuk SMA, itu begitu menyiksa bagi para siswa yang polos dan tak berdosa, semua itu meninggalkan kenangan yang cukup membekas, terutama di dalam hati. Ada kekompakkan, kerja keras, persahabatan, perkelahian, kesalahpahaman, perselingkuhan, dan yang begitu sangat membekas adalah ... kisah cinta yang tak berujung.

Meskipun sekarang aku sudah menjadi mahasiswi akuntansi, lebih tepatnya komputerisasi akuntansi di salah satu perguruan tinggi swasta yang tidak ingin aku sebut namanya, aku selalu ingin mengulang masa-masa itu kembali. Karena aku belum bisa sepenuhnya move on dari pengalaman-pengalaman yang mengenaskan itu dan ... seseorang yang tidak tahu kenapa tidak bisa hilang dari pikiranku. Walaupun sudah dicuci pakai detergen cair merk terkenal pun tidak akan hilang dalam waktu cepat. Aneh.

Oke, mungkin dalam posting-posting selanjutnya aku akan membahas tentang siapakah dia sebenarnya, tetapi tidak aku beberkan semuanya. Bisa-bisa aku kena pasal KUHP No. blablablabla... (meskipun aku anak ekonomi, aku juga ngerti soal hukum looh). Maaf, kalimat barusan tidak penting, abaikan saja ya :)